Perlu Kajian Komprehensif Untuk Lanjutkan Kurikulum 2013
18-12-2014 /
KOMISI X
Anggota Komisi X DPR dari Fraksi Partai Golkar (FPG), Ferdiansyah mengatakan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) harus secara komprehensif melihat kondisi sekolah bukan saja sarana dan prasarananya tapi juga kondisi kesiapan guru, siswa dan orang tua siswa jika sekolah ingin melanjutkan kurikulum 2013.
“Kesiapan sarana prasarana sekolah, kesiapan murid-muridnya juga harus dilakukan survei ulang, itu semua harus dilihat secara komprehensif,” kata Ferdiansyah kepada Parlementaria, baru-baru ini di Batam, usai Tim Kunker melakukan kunjungan ke beberapa sekolah negeri di Kota Batam,dan tim mengetahui bahwa seluruh sekolah di Kota Batam tetap melanjutkan kurikulum 2013, karena sudah menjalankan tiga semester.
Menurut Ferdiansyah, kesiapan para stakeholder pendidikan harus bersifat menyeluruh, bukan saja fasilitas sekolah, tapi juga kesiapan guru, siswa, orang tua siswa, pengawas dan birokrat pendidikan. “Kata 'siap' yang berlaku untuk seluruh stakeholder bukan kata siap bicara sekolah per sekolah,” ujarnya
Terkait dengan langkah Kemendikbud yang akan mengkaji kurikulum 2013 dengan dikaitkan pada delapan standar pendidikan nasional, pihaknya mendukung langkah pemerintah tersebut. Pasalnya, sekolah-sekolah sasaran dianggap belum memenuhi delapan standar pendidikan nasional.
“Kan waktu ujian nasional, MK memutuskan silahkan ujian nasional dengan syarat ada perbaikan-perbaikan terkait dengan delapan standar nasional pedidikan itu. Jadi itu juga harus terpenuhi,” jelasnya.
Ia menegaskan pada prinsipnya, penetapan kesiapan melanjutkan kurikulum 2013, harus dilihat kembali secara menyeluruh dengan menyurvei kembali semua stakeholder pendidikan.
“Jangan bicara sekolah tetapi seluruh pemangku kepentingan termasuk orang tua siswa, pejabat birokrat, dan pengawas pendidikan,” katanya.
Terkait dengan sekolah-sekolah di Kota Batam yang akan melanjutkan kurikulum 2013, menurut politisi Partai Golkar itu harus hati-hati dalam menyikapinya. “Pemahaman konteks kurikulum sebenarnya kembali lagi kepada nilai filosofi kurikulum itu sendiri dimana guru yang memberi pengalaman hidupnya untuk diberikan kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional,” katanya. (nt)